Senin, 26 Oktober 2015
Menambahkan AdMob pada Aplikasi Android
Kemarin saya iseng-iseng mencoba
menambahkan AdMob pada aplikasi Android buatan saya. Bagi yang belum
tahu, AdMob adalah layanan iklan dari Google untuk aplikasi mobile. Yah
bisa dibilang mirip Adsense, cuma target iklan AdMob adalah pengguna
aplikasi mobile. Saat ini platform yang didukung oleh AdMob ada tiga,
yaitu Android, iOS, dan Windows Phone 7.
AdMob logo
Setelah mendaftar, kalian bisa mendownload SDK AdMob untuk Android di halaman ini. Jika SDK-nya sudah ada, baru kita bisa mengintegrasikannya ke dalam aplikasi Android yang kita buat. Inilah langkah-langkahnya

Iklan banner, “free calls & text app”
Saran saya, ketika menambahkan iklan pada aplikasi tetap jagalah user
interface aplikasi kalian supaya tidak terlihat buruk, jangan seperti
contoh di atas. 
Dengan adanya iklan, UI dan UX aplikasi memang jadi sedikit terganggu. Walau begitu, AdMob adalah salah satu cara unggulan untuk mendapatkan uang dari aplikasi Android buatan kita. Karena sampai saat ini Google belum mengijinkan developer Indonesia untuk menjual aplikasi berbayar di Google Play.
Jadi setidaknya kita bisa meminimalkan efek iklan pada UI/UX dengan menampilkannya tidak pada aktivitas utama aplikasi kalian, melainkan di aktivitas-aktivitas seperti Main Menu, atau Settings.
AdMob di Android
Untuk menayangkan iklan AdMob pada aplikasi Android, kita pertama-tama harus mempunyai salah satu akun dari Google Ads Publisher, seperti AdSense, DoubleClick, atau akun AdMob itu sendiri.Setelah mendaftar, kalian bisa mendownload SDK AdMob untuk Android di halaman ini. Jika SDK-nya sudah ada, baru kita bisa mengintegrasikannya ke dalam aplikasi Android yang kita buat. Inilah langkah-langkahnya
- Set target Android pada aplikasi ke Android versi 3.2 (13), sedangkan untuk SDK minimum (android:minSdkVersion) bisa di set ke Android 1.5 (3) pada AndroidManifest.xml.
- Tambahkan SDK AdMob yang telah didownload tadi ke folder libs, sebagai library, pada Android project.
- Deklarasikan com.google.ads.AdActivity pada Android Manifest. Kode lengkapnya seperti ini :
1234
...
<
activity
android:name
=
"com.google.ads.AdActivity"
android:configChanges
=
"keyboard|keyboardHidden|orientation|screenLayout|uiMode|screenSize|smallestScreenSize"
/>
...
- Setelah itu, tambahkan juga permissions yang dibutuhkan pada Android Manifest. Yaitu Internet dan Access Network State.
1234
...
<
uses-permission
android:name
=
"android.permission.INTERNET"
/>
<
uses-permission
android:name
=
"android.permission.ACCESS_NETWORK_STATE"
/>
...
- Buka Activity yang diinginkan, kemudian tambahkan kode-kode berikut
- Deklarasikan import Google Ads
1
import
com.google.ads.*;
- Deklarasikan sebuah AdView
1234
public
class
YourActivity
extends
Activity {
private
AdView adView;
//...rest of code
}
- Kemudian, tambahkan kode iklan pada method OnCreate
010203040506070809101112131415161718
@Override
public
void
onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super
.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.your_main_layout);
// Create the adView, add your own publisher ID
adView =
new
AdView(
this
, AdSize.BANNER, <strong>ADMOB_PUBLISHER_ID</strong>);
// Lookup your LinearLayout assuming it's been given
// the attribute android:id="@+id/mainLayout"
LinearLayout layout = (LinearLayout)findViewById(R.id.mainLayout);
// Add the adView to it
layout.addView(adView);
// Initiate a generic request to load it with an ad
adView.loadAd(
new
AdRequest());
}
- Yang terakhir, tambahkan method OnDestroy pada activity tersebut.
1234567
@Override
public
void
onDestroy() {
if
(adView !=
null
) {
adView.destroy();
}
super
.onDestroy();
}
Dengan adanya iklan, UI dan UX aplikasi memang jadi sedikit terganggu. Walau begitu, AdMob adalah salah satu cara unggulan untuk mendapatkan uang dari aplikasi Android buatan kita. Karena sampai saat ini Google belum mengijinkan developer Indonesia untuk menjual aplikasi berbayar di Google Play.
Jadi setidaknya kita bisa meminimalkan efek iklan pada UI/UX dengan menampilkannya tidak pada aktivitas utama aplikasi kalian, melainkan di aktivitas-aktivitas seperti Main Menu, atau Settings.
Related Posts
- Mengatur Posisi AdMob pada Aplikasi Android Menggunakan XML
- Tutorial Menambahkan AdMob pada Aplikasi Android (SDK Terbaru)
- Android Animation :: Membuat Splash Screen pada Aplikasi Android (II)
- Menghilangkan Title Bar pada Aplikasi Android
- Android Application Marketing :: Strategi Jitu Pemasaran Aplikasi Android
- Menambahkan Fitur Check In Pada Android Location Based Service [II] (Maps API v2)
- Android Animation :: Membuat Splash Screen pada Aplikasi Android (I)
Mendapatkan Uang dari Aplikasi Mobile Melalui Iklan
Jika kita berbicara tentang iklan, maka pasti kita berbicara juga tentang advertiser (pemasang iklan) dan publisher (penerbit iklan). Advertiser memasang iklan dengan tujuan untuk mempromosikan sebuah merek, produk, atau layanan melalui iklan tersebut sedangkan publisher menerbitkan iklan dari advertiser untuk mendapatkan uang.
Karena artikel ini membahas tentang bagaimana cara memonetasikan aplikasi mobile melalui iklan, maka saya akan membahas tentang iklan dari sisi publisher. Publisher juga adalah sebutan untuk pengembang aplikasi yang memasang iklan di aplikasinya.
Kebanyakan pengembang aplikasi saya yakin sudah mengetahui tentang iklan sebagai model monetasi. Namun, untuk benar-benar memaksimalkan penghasilan dari iklan perlu pengetahuan yang mendalam dan tidak semudah yang ada dipikiran kebanyakan pengembang aplikasi pemula. Ditambah lagi tiap model iklan memiliki strategi masing-masing untuk pemanfaatannya.

Selain istilah advertiser dan publisher yang sudah dijelaskan artinya di awal artikel ini, beberapa istilah yang sering dilihat di dunia iklan adalah sebagai berikut:
Daftar istilah diatas didapatkan dari Adfonic dan MMA. Untuk melihat daftar istilah lebih lengkapnya, bisa melihat dokumen Mobile Marketing Industry Glossary dari MMA atau di situs Adfonic.
Format iklan yang umum digunakan saat ini biasanya berformat teks, gambar, video, aplikasi, atau HTML. Tiap format iklan biasanya masing-masing lebih sering digunakan untuk model iklan tertentu misal teks dan gambar lebih sering digunakan di model iklan banner standar.

Beberapa format iklan populer (dari kiri ke kanan): banner standar, interstitial banner, offer wall, floating banner
Untuk melihat lebih detail tentang model-model iklan yang ada saat ini, bisa dilihat di MobileTheory, Flurry, atau di MMA.
Tiap kali pengguna mengklik sebuah iklan dalam aplikasi kita, biasanya pengembang aplikasi hanya mendapat sedikit uang per kliknya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, diperlukan banyak pengguna aplikasi kita agar dapat meraup pendapatan dalam jumlah yang besar.
Untuk dapat menarik banyak pengguna dan meningkatkan pengguna aktif, pengembang aplikasi dapat melakukan berbagai macam hal mulai dari promosi aplikasi, mendesain materi promo aplikasi semenarik mungkin, membuat aplikasinya secara berkualitas, hingga terus memperbaharui aplikasinya.
Beberapa poin penting lainnya yang harus diperhatikan untuk iklan adalah pemposisian iklan, penyedia layanan iklan yang digunakan, dan konten iklan itu sendiri. Untuk melihat seberapa penting pemposisian iklan, mari kita lihat kasus di bawah ini:
Paper Toss terbukti sukses di pasar dan berhasil menarik banyak peminat. Untuk mengkonversi pemain Paper Toss menjadi pemasukan, Backflip Studios menggunakan iklan dari Google AdMob di dalam Paper Toss.
Model iklan yang digunakan oleh Backflip Studios adalah interstitial banner dan banner standar. Banner standar diletakkan di bagian atas tampilan ketika game berlangsung sedangan interstitial banner diletakkan tiap pemain melakukan transisi dari tampilan permainan ke menu utama.
Penempatan iklan di game Paper Toss
AdMob
melaporkan bahwa pada tahun 2010, Backflip Studios sudah mendapatkan
lebih dari $100.000 per bulannya melalui iklan dari AdMob dan
bertanggung jawab untuk 50% dari total pendapatan yang didapatkan oleh
Backflip Studios.
Karena artikel ini membahas tentang bagaimana cara memonetasikan aplikasi mobile melalui iklan, maka saya akan membahas tentang iklan dari sisi publisher. Publisher juga adalah sebutan untuk pengembang aplikasi yang memasang iklan di aplikasinya.
Kebanyakan pengembang aplikasi saya yakin sudah mengetahui tentang iklan sebagai model monetasi. Namun, untuk benar-benar memaksimalkan penghasilan dari iklan perlu pengetahuan yang mendalam dan tidak semudah yang ada dipikiran kebanyakan pengembang aplikasi pemula. Ditambah lagi tiap model iklan memiliki strategi masing-masing untuk pemanfaatannya.
Istilah dalam Iklan
[ilustrasi oleh Shutterstock]
Sebelum lanjut mendalami tentang iklan, penting untuk memahami
terlebih dahulu istilah-istilah yang digunakan dalam dunia periklanan di
aplikasi mobile. Istilah-istilah ini mungkin akan membuat bingung
pengembang aplikasi apalagi jika sebelumnya belum pernah berpengalaman
di dunia iklan.Selain istilah advertiser dan publisher yang sudah dijelaskan artinya di awal artikel ini, beberapa istilah yang sering dilihat di dunia iklan adalah sebagai berikut:
Audience
Seseorang atau sebuah grup yang ditargetkan oleh advertiser untuk iklannya. Audience biasanya diukur melalui seperti umur, jenis kelamin, profesi, dan kewarganegaraan.
Seseorang atau sebuah grup yang ditargetkan oleh advertiser untuk iklannya. Audience biasanya diukur melalui seperti umur, jenis kelamin, profesi, dan kewarganegaraan.
Click-to-Call
Pengguna ponsel secara otomatis menginisiasikan panggilan telepon ke nomor tertentu ketika mengklik sebuah link di iklan.
Pengguna ponsel secara otomatis menginisiasikan panggilan telepon ke nomor tertentu ketika mengklik sebuah link di iklan.
Click-Through
Proses di mana pengguna ponsel diarahkan ke sebuah landing page ketika mengklik sebuah link di iklan.
Proses di mana pengguna ponsel diarahkan ke sebuah landing page ketika mengklik sebuah link di iklan.
Click-Through Rate (CTR)
Cara untuk mengukur kesuksesan sebuah kampanye iklan di online ataupun mobile. CTR dihitung dengan banyaknya pengguna yang mengklik iklan dibagi dengan berapa kali iklannya ditayangkan.
Cara untuk mengukur kesuksesan sebuah kampanye iklan di online ataupun mobile. CTR dihitung dengan banyaknya pengguna yang mengklik iklan dibagi dengan berapa kali iklannya ditayangkan.
Cost Per Mille / Cost Per Thousand (CPM)
Harga yang dibayarkan oleh advertiser ke publisher untuk penayangan iklan sebanyak 1.000 kali.
Harga yang dibayarkan oleh advertiser ke publisher untuk penayangan iklan sebanyak 1.000 kali.
Cost Per Click (CPC)
Harga yang dibayarkan oleh advertiser tiap satu klik di iklan oleh pengguna ponsel yang dihasilkan oleh publisher.
Effective Cost Per Thousand (eCPM)
Sebuah ukuran yang merepresentasikan penghasilan yang dihasilkan dari berbagai kanal marketing. eCPM dihitung dengan total penghasilan dibagi dengan total impression dalam seribu.
Fill Rate
Persentase seberapa banyak iklan ditampilkan ke pengguna ponsel tiap iklan diminta oleh publisher.
Impression
Seberapa banyak iklan dilihat oleh pengguna
Landing Page
Halaman pertama yang dilihat oleh pengguna ponsel setelah mengklik sebuah iklan
Tracking
Cara untuk menilai performa sebuah aplikasi mobile atau kampanye iklan
Harga yang dibayarkan oleh advertiser tiap satu klik di iklan oleh pengguna ponsel yang dihasilkan oleh publisher.
Effective Cost Per Thousand (eCPM)
Sebuah ukuran yang merepresentasikan penghasilan yang dihasilkan dari berbagai kanal marketing. eCPM dihitung dengan total penghasilan dibagi dengan total impression dalam seribu.
Fill Rate
Persentase seberapa banyak iklan ditampilkan ke pengguna ponsel tiap iklan diminta oleh publisher.
Impression
Seberapa banyak iklan dilihat oleh pengguna
Landing Page
Halaman pertama yang dilihat oleh pengguna ponsel setelah mengklik sebuah iklan
Tracking
Cara untuk menilai performa sebuah aplikasi mobile atau kampanye iklan
Model Iklan
Model iklan untuk aplikasi mobile saat ini sudah berbagai macam bentuknya mulai dari model banner biasa hingga offer wall. Beberapa model iklan untuk aplikasi mobile ada yang mengikuti standar iklan dari Mobile Marketing Association (MMA) namun ada juga model iklan yang tidak mengikuti standar tergantung dari penyedia layanan iklannya.Format iklan yang umum digunakan saat ini biasanya berformat teks, gambar, video, aplikasi, atau HTML. Tiap format iklan biasanya masing-masing lebih sering digunakan untuk model iklan tertentu misal teks dan gambar lebih sering digunakan di model iklan banner standar.
BACA JUGA:
Agar pembahasan tidak terlalu lebar, mari kita telisik beberapa model iklan populer saja untuk saat ini yaitu: banner standar, interstitial banner, offer wall, dan floating banner.Banner Standar
Banner standar adalah banner yang menutupi sebagian kecil area di aplikasi kita. Iklan model ini paling umum ditemukan di aplikasi mobile. Pemposisian banner standar biasanya di letakkan di bagian bawah atauapun bagian atas sebuah aplikasi. Format iklan yang paling umum dalam banner standar adalah teks atau gambar.
Floating Banner
Mirip dengan banner standar namun perbedaan yang paling mencolok dari floating banner adalah banner-nya mengambang dan tetap muncul di suatu area tertentu dalam aplikasi walaupun pengguna aplikasinya melakukan operasi scrolling. Biasanya, floating banner dapat ditutup secara otomatis setelah sekian waktu atau ditutup secara manual oleh pengguna aplikasi.
Interstitial Banner
Interstitial banner saat ini sedang populer di banyak layanan penyedia iklan, hal ini dikarenakan intestitial banner dikabarkan menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar bagi pengembang aplikasi dibandingkan model lainnya. Interstitial banner
biasanya muncul ketika terjadi transisi dalam sebuah aplikasi. Format
iklan yang biasa ditemukan dalam interstitial banner adalah gambar,
video, atau HTML.
Offer Wall
Bagi yang sering memainkan game di ponsel pintar semacam iOS atau Android. Kemungkinan besar pernah mendapatkan offer wall ketika bermain game. Offer wall
adalah model iklan di mana terdapat sebuah daftar yang biasanya berisi
aplikasi-aplikasi yang dapat diunduh oleh pengguna aplikasi untuk
mendapatkan suatu hadiah.
Beberapa format iklan populer (dari kiri ke kanan): banner standar, interstitial banner, offer wall, floating banner
Strategi Meraup Untung dari Iklan
Dua hal yang menjadi poin paling penting untuk diperhatikan dalam memaksimalkan pendapatan dari iklan menurut saya adalah: jumlah pengguna baru dan jumlah pengguna aktif. Hal ini sebetulnya penting juga untuk model monetasi lain, namun untuk model iklan ini sangat penting.Tiap kali pengguna mengklik sebuah iklan dalam aplikasi kita, biasanya pengembang aplikasi hanya mendapat sedikit uang per kliknya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, diperlukan banyak pengguna aplikasi kita agar dapat meraup pendapatan dalam jumlah yang besar.
Untuk dapat menarik banyak pengguna dan meningkatkan pengguna aktif, pengembang aplikasi dapat melakukan berbagai macam hal mulai dari promosi aplikasi, mendesain materi promo aplikasi semenarik mungkin, membuat aplikasinya secara berkualitas, hingga terus memperbaharui aplikasinya.
Beberapa poin penting lainnya yang harus diperhatikan untuk iklan adalah pemposisian iklan, penyedia layanan iklan yang digunakan, dan konten iklan itu sendiri. Untuk melihat seberapa penting pemposisian iklan, mari kita lihat kasus di bawah ini:
Kasus 1: Iklan interstitial banner ditempatkan ketika terjadi transisi dari menu utama ke menu berikutnya
Kasus 2: Iklan interstitial banner ditempatkan ketika pengguna menutup aplikasi
Dari kedua kasus di atas, saya yakin kasus 1 akan menghasilkan jumlah
penampilan iklan yang lebih banyak dibanding kasus 2. Hal ini karena
pengguna ponsel jarang menutup aplikasi secara manual dari dalam
aplikasi, terutama untuk Android di mana pengguna cukup menekan tombol home pada ponsel untuk keluar dari aplikasi sehingga iklan tidak sempat ditayangkan jika dipasang pada transisi penutupan aplikasi.
Untuk penyedia
layanan iklan, pilih yang benar-benar dapat menyajikan banya iklan dan
menampilkan iklan yang menarik sehingga pengguna lebih mau untuk
mengklik. Konten iklan yang ditampilkan pun sebisa mungkin disesuaikan
dengan target pengguna, jangan aplikasinya tentang agama namun iklannya
menampilkan konten dewasa.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu mengeksploitasi iklan seperti menempatkan terlalu banyak iklan. Hal seperti ini akan membuat pengguna menjadi malas untuk menggunakan aplikasinya. Kasus ini mungkin tidak berlaku jika pengguna benar-benar sangat membutuhkan aplikasinya.
Sebagai referensi tambahan dan untuk berdiskusi tentang iklan (terutama bagi pengembang aplikasi Android), dapat mengunjungi forum Making Money with Android. Di situ banyak dibahas tentang iklan dan para pengembang aplikasi banyak yang berbagi pengalaman mereka.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu mengeksploitasi iklan seperti menempatkan terlalu banyak iklan. Hal seperti ini akan membuat pengguna menjadi malas untuk menggunakan aplikasinya. Kasus ini mungkin tidak berlaku jika pengguna benar-benar sangat membutuhkan aplikasinya.
Sebagai referensi tambahan dan untuk berdiskusi tentang iklan (terutama bagi pengembang aplikasi Android), dapat mengunjungi forum Making Money with Android. Di situ banyak dibahas tentang iklan dan para pengembang aplikasi banyak yang berbagi pengalaman mereka.
Contoh Aplikasi: Paper Toss
Paper Toss, sebuah game keluaran Backflip Studios, sangat terkenal di awal-awal munculnya Android dan iOS. Model permainanannya sangat sederhana di mana pemain ditantang untuk melempar kertas yang diremas ke tong sampah. Untuk sedikit mempersulit pemain, terdapat kipas angin untuk mengganggu laju kertas yang dilempar.Paper Toss terbukti sukses di pasar dan berhasil menarik banyak peminat. Untuk mengkonversi pemain Paper Toss menjadi pemasukan, Backflip Studios menggunakan iklan dari Google AdMob di dalam Paper Toss.
Model iklan yang digunakan oleh Backflip Studios adalah interstitial banner dan banner standar. Banner standar diletakkan di bagian atas tampilan ketika game berlangsung sedangan interstitial banner diletakkan tiap pemain melakukan transisi dari tampilan permainan ke menu utama.
Tutorial Memasang Admob di Aplikasi Android
Tutorial Memasang Admob di Aplikasi Android
1.Klik start a new Android Studio Project untuk membuat project android baru.2.Kemudian Konfigurasikan penamaan aplikasi dan package. Sebagai contoh kita gunakan nama AdsMob.
3.Pada bagian penentuan build target, pilih SDK minimum versi 9 :android 2.3:(Gingerbread). Itu versi minimum yang didukung Google Mobile Ads SDK.
4.Pada saat pemilihan Add an activity to mobile,pilih blank activity.
5.Pada choose optional for your new file, klik Finish.
Jika Anda masih kesulitan pada langkah diatas,dapat membaca artikel berikut ini Membuat Project Android di Android Studio.
6.Pastikan SDK Manager sudah terinstall Google Repository.
7. Sekarang google play service sudah terinstall di SDK, sekarang kita akan menambahkan google play service di aplikasi. Masukkan kode berikut ini di build.gradle yang terletak di AdsMob/App/
compile 'com.google.android.gms:play-services-ads:7.5.0'
Sekarang coba run aplikasi kita, jika tidak ada error berarti kita bisa melanjutkan langkah berikut.
8. Untuk meta-data tag google play services, permission dan adActivity yang dibutuhkan oleh mobile Ads SDK, Modifikasi file AndroidManifest.xml seperti berikut.
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?>
<manifest xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
package="com.teknorial.adsmob" >
<!-- Include permission untuk Google Mobile Ads-->
<uses-permission android:name="android.permission.INTERNET"/>
<uses-permission android:name="android.permission.ACCESS_NETWORK_STATE"/>
<application
android:allowBackup="true"
android:icon="@mipmap/ic_launcher"
android:label="@string/app_name"
android:theme="@style/AppTheme" >
<!--meta-data tag yang diperlukan untuk menggunakan Google Play Services.-->
<meta-data android:name="com.google.android.gms.version"
android:value="@integer/google_play_services_version" />
<activity
android:name=".MainActivity"
android:label="@string/app_name" >
<intent-filter>
<action android:name="android.intent.action.MAIN" />
<category android:name="android.intent.category.LAUNCHER" />
</intent-filter>
</activity>
<!--memasukan elemen Activity dengan atribut configChanges dan theme-->
<activity android:name="com.google.android.gms.ads.AdActivity"
android:configChanges="keyboard|keyboardHidden|orientation|screenLayout|uiMode|screenSize|smallestScreenSize"
android:theme="@android:style/Theme.Translucent" />
</application>
</manifest>
9. Sekarang kita akan memasukkan Admob ID ke dalam aplikasi, contoh admob ID ca-app-pub-XXXXXXXXXXXXXXXX/NNNNNNNNNN, Anda bisa mendapatkan Admob ID di https://www.google.com/admob/. buka strings.xml yang berada di direktori berikut Admob/app/src/main/res/values/strings.xml<resources>
<string name="app_name">AdsMob</string>
<!-- Memasukkan Admob ID, Sebagai contoh Anda bisa gunakan ID berikut -->
<string name="banner_ad_unit_id">ca-app-pub-3940256099942544/6300978111</string>
<string name="hello_world">Hello world!</string>
<string name="action_settings">Settings</string>
</resources>
10. Untuk menampilkan iklan di layout, kita perlu menambahkan elemen AdView dan namespace yang dibutuhkan di activity_main.xml
<RelativeLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
xmlns:ads="http://schemas.android.com/apk/res-auto"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="match_parent"
android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin"
android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin"
tools:context=".MainActivity">
<TextView android:text="@string/hello_world" android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content" />
<!--menambahkan elemen AdView untuk menampilkan iklan/ads-->
<com.google.android.gms.ads.AdView
android:id="@+id/adView"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_centerHorizontal="true"
android:layout_alignParentBottom="true"
ads:adSize="BANNER"
ads:adUnitId="@string/banner_ad_unit_id">
</com.google.android.gms.ads.AdView>
</RelativeLayout>
11 Terakhir, kita perlu menambahkan beberapa class java di MainActivity untuk load iklan/Ad masuk kedalam adView. Buka MainActivity.java dan modifikasi seperti berikut.
package com.teknorial.adsmob;
import android.support.v7.app.ActionBarActivity;
import android.os.Bundle;
import android.view.Menu;
import android.view.MenuItem;
import com.google.android.gms.ads.AdRequest; //Import class AdRequest
import com.google.android.gms.ads.AdView; //import class Adview
public class MainActivity extends ActionBarActivity {
//ActionBarActivity sudah deprecated
@Override
protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_main);
AdView mAdView = (AdView) findViewById(R.id.adView);
AdRequest adRequest = new AdRequest.Builder().build();
mAdView.loadAd(adRequest);
}
}
android.support.v7.actionbaractivity sudah deprecated, ini akan menjadi masalah jika Anda menggunakan Android SDK versi 22 ke atas, Anda bisa menggantikan dengan AppCompatActivity.
Run aplikasi kita, jika tidak error maka seharusnya kamu bisa melihat banner iklan seperti screenshot berikut.
Jika Anda ingin source code aplikasi diatas, dapat klik link berikut:
Download Source CodeDemikian Artikel Tutorial Memasang Admob di Aplikasi Android. Jika Anda mengalami kesulitan jangan ragu untuk bertanya pada kotak komentar dan email saya. Ikuti terus teknorial.com, Terima Kasih
Langganan:
Postingan (Atom)